Posted on Oktober 26, 2008 by Prabu
Gas rumah kaca
Gas-gas
rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang
terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang
mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan
radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.
Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6)
Sumber
gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan
akibat aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami
adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat
aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan bakar fosil),
NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri
dan konsumen)
Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas permukaan bumi.
Umur Gas buang di Atmosfer
Gas
|
Sumber Antropogenik utama
|
Waktu residu
|
Umur (tahun)
|
CO
|
Pembakaran bahan bakar fosil dan biomas
|
Bulanan
|
0,4
|
CO2
|
Pembakaran bahan bakar fosil dan Pembabatan hutan
|
100 tahunan
|
7
|
CH4
|
Pertanaman padi
Peternakan, tanam Produksi bahan bakar fosil
|
10 tahunan
|
11
|
Nox
|
Pembakaran bahan bakar fosil dan biomas
|
harian
|
***
|
NO2
|
Pemupukan Nitrogen
Pembabatan hutan
Pembakaran biomas
|
170 tahunan
|
150
|
SO2
|
Pembakaran bahan bakar fosil dan emisi bahan bakar
|
Harian – mingguan
|
***
|
CFCs
|
Semprotan aerosol,
Pendingin, busa
|
60-100 tahunan
|
8 – 110
|
Sumber: Killeen. 1996 Ikhtisar Gas-gas Rumah Kaca di Atmosfer
Efek rumah kaca
Istilah yang digunakan untuk menjelaskan meningkatnya suhu udara di permukaan bumi”, akibat terus meningkatnya konsentrasi CO2 dan gas-gas rumah kaca (GRK) anthropogenic lainnya di atmosfer.
Proses terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut:
Sinar
matahari memanaskan laut dan daratan. Permukaan bumi yang memanas,
kemudian meradiasikan panas dalam bentuk sinar inframerah keruang
angkasa. Sebagian sinar inframerah tersebut diserap oleh gas-gas rumah
kaca yang terdapat di atmosfer, seperti uap air dan karbon dioksida.
Dengan demikian panas terperangkap, tidak dapat lepas keruang angkasa,
sehingga suhu permukaan bumi naik.
Jika
efek rumah kaca tidak ada, suhu permukaan bumi akan menjadi 33 derajat
celcius lebih rendah dibandingkan sekarang, sehingga berada dibawah
titik beku air. Jadi dalam kondisi normal, efek rumah kaca ini
sebenarnya diperlukan, agar bumi menjadi nyaman untuk dihuni.
Kadar
alami karbon dioksida di atmosfer ini, dikendalikan oleh interaksi yang
berlangsung antara atmosfer, lautan dan biospher, yang dikenal sebagai
daur geokimia karbon. Aktifitas manusia yang melepaskan karbon
berlebihan, telah mengganggu daur karbon ini. Akibatnya kadar
karbondioksida di atmosfer bertambah tinggi, yang selanjutnya
meningkatkan efek rumah kaca tersebut
Pemanasan global (global warming)
Pemanasan
global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara
dipermukaan bumi dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu,
akibat terjadinya efek rumah kaca (green house effect).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata suhu udara antara 0.3-0.6oC.
Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan
seperti sekarang maka diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan
suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan menyebabkan perubahan iklim global
Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim
• Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi
• Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim
• Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca:
– Peningkatan radiasi gelombang panjang
– Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara
– Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan: banjir, kekeringan.